Dewasa ini, kasus pelecehan seksual terhadap wanita seolah tumbuh
subur. Tak diberantas sampai tuntas. Lalu bagaimana perempuan bisa merasa aman
jika nafsu lelaki semakin beringas?
Ada banyak faktor mengapa kasus pelecehan sesksual masih marak
terjadi. Sebenarnya kesalahan tidak sepenuhnya ada di laki-laki. Tapi, dari
sikap perempuan pun bisa memicu terjadinya perbuatan asusila tersebut. Kucing tidak
akan menjadi garong kalau tidak ada ikan, bukan? Sama halnya dengan lelaki, dia
tidak akan bersikap bejat kalau tidak ada yang menggoda syahwatnya.
Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan perempuan di kereta
listrik yang biasa saya naiki. Kondisi kereta lumayan sesak dipenuhi penumpang.
Semua penumpang saling berimpit-impitan. Bisa saja keadaan seperti ini dijadikan lelaki
hidung belang sebagai ajang aji mumpung. Pegang sana pegang sini.
Perempuan yang saya temui itu mengenakan rok lumayan pendek. Pahanya
terlihat ke mana-mana. Bahkan saya perhatikan, ada banyak mata lelaki yang
meliriknya dengan sorot penuh nafsu. Siapa yang tak tahan melihat pemandangan
segar seperti itu? Ketika ikan teronggok di depan mata, pastilah kucing akan
siap menyerbu.
Bukan. Bukan maksud saya menyamakan perempuan itu dengan ikan. Sama
sekali bukan. Menurut saya yang juga sesama perempuan, tidak pantas rasanya di
transportasi umum mengenakan pakaian yang serba minim. Betul, saya tahu itu hak setiap
individu, jadi bebas mau pakai baju apa pun juga. Tapi kita juga harus pintar
memosikan diri. Jangan sampai apa yang kita pakai justru mengundang hawa nafsu.
Kalau perempuan tidak bisa menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri, bagaimana
bisa lelaki tidak akan berbuat keparat terhadap perempuan. Ketika pelecehan
sudah terjadi, pastilah akan langsung menyalahkan kebejatan laki-laki.
Allah memerintahkan perempuan yang sudah baligh untuk
menutup aurat tidak lain dan tidak bukan karena Allah ingin melindungi
perempuan dari tatapan nakal lelaki. Allah ingin menjaga perempuan yang
fitrahnya memang harus dimuliakan. Namun masih banyak perempuan yang
terang-terangan menampakan auratnya.
“Sudah pakai kerudung tapi tetap aja tuh dilecehkan
dan diperkosa.” kata teman saya ketika sedang berdiskusi.
Ini pun tidak
bisa sepenuhnya menyalahkan laki-laki ataupun perempuan. Pasti ada sebab dan
akibatnya. Kalau memang perempuannya tidak mengundang syahwat lelaki, lelaki
pun tidak akan berbuat macam-macam. Barangtentu masih dilakukan, lelakinya saja
yang defisit iman. Otaknya dipenuhi berahi yang mendorongnya melakukan perbuatan
keji.
Umumnya lelaki akan tergiur melihat kemolekan tubuh perempuan. Dengan
demikian, aku, kamu dan kita semua harus bisa menjaga keindahan tubuh kita. Jangan
sampai hal-hal tidak terpuji yang dilakukan lelaki merusak dan menodai diri
kita sendiri.
Tulisan ini hadir hanya bentuk kegelisahan saya semata. Bukan untuk
menyudutkan laki-laki maupun perempuan. Kejahatan ada karena ada kesempatan.
Saling mengingatkan dalam kebaikan itu baik, bukan?
Comments
Post a Comment