Skip to main content

Ketika Busanamu Mengundang Hawa Nafsu


Dewasa ini, kasus pelecehan seksual terhadap wanita seolah tumbuh subur. Tak diberantas sampai tuntas. Lalu bagaimana perempuan bisa merasa aman jika nafsu lelaki semakin beringas?

Ada banyak faktor mengapa kasus pelecehan sesksual masih marak terjadi. Sebenarnya kesalahan tidak sepenuhnya ada di laki-laki. Tapi, dari sikap perempuan pun bisa memicu terjadinya perbuatan asusila tersebut. Kucing tidak akan menjadi garong kalau tidak ada ikan, bukan? Sama halnya dengan lelaki, dia tidak akan bersikap bejat kalau tidak ada yang menggoda syahwatnya.

Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan perempuan di kereta listrik yang biasa saya naiki. Kondisi kereta lumayan sesak dipenuhi penumpang. Semua penumpang saling berimpit-impitan.  Bisa saja keadaan seperti ini dijadikan lelaki hidung belang sebagai ajang aji mumpung. Pegang sana pegang sini.

Perempuan yang saya temui itu mengenakan rok lumayan pendek. Pahanya terlihat ke mana-mana. Bahkan saya perhatikan, ada banyak mata lelaki yang meliriknya dengan sorot penuh nafsu. Siapa yang tak tahan melihat pemandangan segar seperti itu? Ketika ikan teronggok di depan mata, pastilah kucing akan siap menyerbu.

Bukan. Bukan maksud saya menyamakan perempuan itu dengan ikan. Sama sekali bukan. Menurut saya yang juga sesama perempuan, tidak pantas rasanya di transportasi umum mengenakan pakaian yang serba minim. Betul, saya tahu itu hak setiap individu, jadi bebas mau pakai baju apa pun juga. Tapi kita juga harus pintar memosikan diri. Jangan sampai apa yang kita pakai justru mengundang hawa nafsu. Kalau perempuan tidak bisa menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri, bagaimana bisa lelaki tidak akan berbuat keparat terhadap perempuan. Ketika pelecehan sudah terjadi, pastilah akan langsung menyalahkan kebejatan laki-laki.

Allah memerintahkan perempuan yang sudah baligh untuk menutup aurat tidak lain dan tidak bukan karena Allah ingin melindungi perempuan dari tatapan nakal lelaki. Allah ingin menjaga perempuan yang fitrahnya memang harus dimuliakan. Namun masih banyak perempuan yang terang-terangan menampakan auratnya.

Sudah pakai kerudung tapi tetap aja tuh dilecehkan dan diperkosa.”  kata teman saya ketika sedang berdiskusi. 

Ini pun tidak bisa sepenuhnya menyalahkan laki-laki ataupun perempuan. Pasti ada sebab dan akibatnya. Kalau memang perempuannya tidak mengundang syahwat lelaki, lelaki pun tidak akan berbuat macam-macam. Barangtentu masih dilakukan, lelakinya saja yang defisit iman. Otaknya dipenuhi berahi yang mendorongnya melakukan perbuatan keji.

Umumnya lelaki akan tergiur melihat kemolekan tubuh perempuan. Dengan demikian, aku, kamu dan kita semua harus bisa menjaga keindahan tubuh kita. Jangan sampai hal-hal tidak terpuji yang dilakukan lelaki merusak dan menodai diri kita sendiri.

Tulisan ini hadir hanya bentuk kegelisahan saya semata. Bukan untuk menyudutkan laki-laki maupun perempuan. Kejahatan ada karena ada kesempatan.
Saling mengingatkan dalam kebaikan itu baik, bukan?


Comments

Popular posts from this blog

Sehari Seribu Sholawat

Sehari Seribu Sholawat Bismillaahir Rahmaanir Rahiim... Kamu tahu apa manfaat dari mengamalkan sholawat setiap hari? Jawabannya, manfaat sholawat banyak banget. Banget! Nggak kehitung, deh, seberapa banyak kemudahan yang bakalan kita dapat setelah mengamalkan sholawat. Cuma dengan sholawat, Insyaa Allah, kita bisa mendapatkan apa aja yang kita butuh. Percaya? Oke, nggak apa-apa kalau kamu nggak percaya. Tapi ini beneran! Aku nggak ngibul. Sumpah. Aku akan tulis tentang pengalamanku setelah mengamalkan seribu sholawat setiap hari sesuai dengan apa yang terjadi waktu itu, meskipun tidak terlalu detail, tapi itulah intinya. Aku tulis cerita ini, bukan maksud aku ingin dianggap sok suci, sok alim, atau pun riya karena ingin dipuji. Bukan, sama sekali bukan. Demi Allah, aku hanya ingin berbagi pengalaman yang sudah aku dan teman-temanku rasain selama di Lampung berkat ngamalin sehari seribu sholawat. Aku hanya ingin kamu yang membaca tul

Tak Semanis Nasib Anak Tetangga

Tak Semanis Nasib Anak Tetangga Source: Pinterest AKULAH Anindya, terlahir untuk diremeh-temehkan. Mungkin kau tak percaya atau bahkan tertawa kecil sambil berujar mana mungkin ada orang yang bernasib sedemikian buruk. Barangkali kau sudah mendengar cerita tentang diriku dari para petualang di penjuru negeri sehingga mendapat gambaran yang amat keliru tentangku. Aku lahir dengan nama kecil Anin. Bapak ku hanya seorang buruh pabrik biasa. Tak berdasi, apalagi punya banyak materi di sana-sini. Ibuku, Nunik, pun sama, sehari-hari kesibukannya hanya mengurusi dapur dan sumur. Namun, setelah menjelang Ma gh rib pekerjaannya bertambah satu:  mengajar anak-anak mengaji di surau dekat rumahku tinggal. Begitulah kiranya keadaanku. Aku bukan anak perempuan yang terlahir dari keluarga berada. Aku lahir di Magelang , tapi besar di Tangerang. Ibuku kelahiran Jawa, setelah ia memutuskan menikah dengan Bapak. Ibu langsung diboyong ke Tangerang untuk menetap di sana. Namun, sebulan

Nikmat Sholawat: Diutamakan Saat Kiamat

Tahun 2017 lalu, aku pernah mengulas sedikit pengalaman tentang mengamalkan shalawat bersama teman-temanku. Niat awal hanya ingin mengabadikan perjalanan yang sederhana dan penuh makna. Tetapi di luar dugaan alhamdulillah tulisanku diterima banyak orang, bahkan ada yang termotivasi   untuk ikut mengamalkan sehari seribu shalawat. Selain yang pernah kutuliskan sebelumnya, sebetulnya sampai sekarang pun banyak keajaiban-keajaiban kecil yang aku dapat berkat fadhilah mengamalkan shalawat. Misalnya sebulan yang lalu aku sempat mengalami kesulitan perekonomian. Uang tabungan sudah defisit untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga. Apalagi ketika musim nikahan di sana-sini, bayar arisan yang selalu nombokin, ongkos magang yang over budgeting , itu cukup membikin kepalaku mumet tak keruan. Ditambah uang saku yang diberikan ibu tidak seberapa dan kadang masing kurang. Sedihnya aku sampai harus jual kedua cincinku supaya bisa bayar arisan setiap minggunya. Samp