Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2017

Tak Semanis Nasib Anak Tetangga

Tak Semanis Nasib Anak Tetangga Source: Pinterest AKULAH Anindya, terlahir untuk diremeh-temehkan. Mungkin kau tak percaya atau bahkan tertawa kecil sambil berujar mana mungkin ada orang yang bernasib sedemikian buruk. Barangkali kau sudah mendengar cerita tentang diriku dari para petualang di penjuru negeri sehingga mendapat gambaran yang amat keliru tentangku. Aku lahir dengan nama kecil Anin. Bapak ku hanya seorang buruh pabrik biasa. Tak berdasi, apalagi punya banyak materi di sana-sini. Ibuku, Nunik, pun sama, sehari-hari kesibukannya hanya mengurusi dapur dan sumur. Namun, setelah menjelang Ma gh rib pekerjaannya bertambah satu:  mengajar anak-anak mengaji di surau dekat rumahku tinggal. Begitulah kiranya keadaanku. Aku bukan anak perempuan yang terlahir dari keluarga berada. Aku lahir di Magelang , tapi besar di Tangerang. Ibuku kelahiran Jawa, setelah ia memutuskan menikah dengan Bapak. Ibu langsung diboyong ke Tangerang untuk menetap di sana. Namun, sebulan

Hamba Duit: Akukah itu?

Hamba Duit, Akukah itu? Di suatu pagi, di saat gue ngerjain tugas di depan teras rumah tetangga, gue dan abang gue terlibat sebuah diskusi. Mungkin karena gue jarang ngobrol ngalor ngidul bareng dia, jadi diskusi yang dibahas cukup banyak. Dimulai dari dia yang mempertanyakan kenapa gue setiap pagi suka banget ngopi sampai ke pernyataan dia yang cukup bikin gue mikir keras, “semua orang itu butuh duit. Mungkin juga udah jadi hambanya duit”.   Salah satu katanya itu menarik, “ apa-apa sekarang bisa dibeli pake duit.   Bohong kalau sekiranya lu menyangkal kalau lu nggak butuh duit. Dalam hal pendidikan juga selalu tentang duit. Karena duit, lu bisa kuliah, kan? Nggak mandang pinter atau nggaknya si anak, selama dia punya duit, dia bisa kuliah. Dan karena duit juga kalau semisalnya ada seseorang yang nggak suka sama lu,   si orang itu pengin lu di DO dari kampus dan terlebih dia anak penjabat kampus, lu bisa aja main didepak.”   Pernyataan itu muncul setelah gue memper