Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Maaf, Hijrahku Palsu.

Maaf, hijrahku palsu. Aku minta maaf atas hijrahku yang sempat kurusak. Aku membiarkan lelaki itu menjelajahi tubuhku. Setengah dari diriku membiarkannya untuk terus melanjutkan aksinya yang lancang. Tapi, setengah diriku yang lainnya menolak. Ada perih yang terasa di dada. Aku tak tahu itu pertanda apa. Dengan bodohnya, aku masih membiarkan lelaki itu membuka kancing kemejaku. Aku ingin menolak namun suaraku tercekat. Seperti ada sesuatu yang menghalangi pita suaraku. Aku hanya memejamkan mata dan berharap lelaki itu berhenti berbuat bejat terhadapku. Dugaanku salah. Ia tetap membelai kepalaku, kemudian ke tangan. Aku semakin memejamkan mata. Tak ingin menatap mata lelaki bejat itu. Sekali lagi aku ingin berteriak, tapi setengah diriku yang jahat membungkam mulutku agar tetap diam dan menikmatinya. Aku tak bisa menolaknya, ada hangat yang menjalar ke sekujur tubuhku. Namun, perih di dada semakin terasa. Perang batin berkecamuk di hatiku. Ingatan masa lalu seketika m

Jangan Menjadi Seseorang yang Ambisius dan Egois

JANGAN MENJADI SESEORANG YANG AMBISIUS DAN EGOIS Sabtu malam adalah hari di mana gue merasa hidup gue berada di posisi terburuk selama 20 tahun gue berpijak di muka bumi. Gue nggak pernah ngira kalau proses gue menuju dewasa ternyata sesusah ini. Rentetan masalah demi masalah saling sambung menyambung. Nggak ada matinya masalah datang mempersulit hidup gue. Siapa yang bakal ngira di tahun 2017 ini kali keduanya gue mengalami kehilangan ponsel. Menurut gue ini masalah berat, apalagi ditambah keadaan perekonomian gue yang serba pas-pasan. Kenyataannya, untuk bisa beli ponsel baru gue harus bersusah payah ngumpulin uang dulu, nggak bisa gue nodongin tangan dan minta langsung ke orangtua gue. Karena gue tahu mereka nggak akan mampu beliin gue barang mahal. Mereka punya kebutuhan lain yang lebih penting daripada cuma membelikan apa pun yang gue mau. Dan gue pun teramat malu kalau selalu berpangku tangan kepada mereka. Dari kecil, gue memang tidak pernah dibiasakan untuk dimanj

Tak Semanis Nasib Anak Tetangga

Tak Semanis Nasib Anak Tetangga Source: Pinterest AKULAH Anindya, terlahir untuk diremeh-temehkan. Mungkin kau tak percaya atau bahkan tertawa kecil sambil berujar mana mungkin ada orang yang bernasib sedemikian buruk. Barangkali kau sudah mendengar cerita tentang diriku dari para petualang di penjuru negeri sehingga mendapat gambaran yang amat keliru tentangku. Aku lahir dengan nama kecil Anin. Bapak ku hanya seorang buruh pabrik biasa. Tak berdasi, apalagi punya banyak materi di sana-sini. Ibuku, Nunik, pun sama, sehari-hari kesibukannya hanya mengurusi dapur dan sumur. Namun, setelah menjelang Ma gh rib pekerjaannya bertambah satu:  mengajar anak-anak mengaji di surau dekat rumahku tinggal. Begitulah kiranya keadaanku. Aku bukan anak perempuan yang terlahir dari keluarga berada. Aku lahir di Magelang , tapi besar di Tangerang. Ibuku kelahiran Jawa, setelah ia memutuskan menikah dengan Bapak. Ibu langsung diboyong ke Tangerang untuk menetap di sana. Namun, sebulan

Hamba Duit: Akukah itu?

Hamba Duit, Akukah itu? Di suatu pagi, di saat gue ngerjain tugas di depan teras rumah tetangga, gue dan abang gue terlibat sebuah diskusi. Mungkin karena gue jarang ngobrol ngalor ngidul bareng dia, jadi diskusi yang dibahas cukup banyak. Dimulai dari dia yang mempertanyakan kenapa gue setiap pagi suka banget ngopi sampai ke pernyataan dia yang cukup bikin gue mikir keras, “semua orang itu butuh duit. Mungkin juga udah jadi hambanya duit”.   Salah satu katanya itu menarik, “ apa-apa sekarang bisa dibeli pake duit.   Bohong kalau sekiranya lu menyangkal kalau lu nggak butuh duit. Dalam hal pendidikan juga selalu tentang duit. Karena duit, lu bisa kuliah, kan? Nggak mandang pinter atau nggaknya si anak, selama dia punya duit, dia bisa kuliah. Dan karena duit juga kalau semisalnya ada seseorang yang nggak suka sama lu,   si orang itu pengin lu di DO dari kampus dan terlebih dia anak penjabat kampus, lu bisa aja main didepak.”   Pernyataan itu muncul setelah gue memper