Skip to main content

Ikhlaskan dan doakanlah dia!



Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi kenapa kamu setelahnya merasa sakit? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan kamu belum paham betapa indahnya mencintai.

Jatuh cinta bukan soal perkara dia membalas cintamu atau tidak, tapi tentang ketulusan kamu mencintai dia sepenuh hati. Jika kamu masih mengharapkan balasan atau status dari dirinya, itu tandanya kamu belum benar-benar mencintainya.

Bukankah orang yang jatuh cinta selalu merasa bahagia meskipun hanya mencintai seorang diri? Orang yang mencintai dengan tulus, dia tidak akan peduli seberapa sakitnya dia mencintai, tidak perduli seberapa merananya dia merindukan, pun dia benar-benar tidak akan peduli seberapa sulitnya untuk memiliki. Kenapa? Karna dia paham betapa indahnya mencintai.

Atau kamu memang benar-benar ingin memiliki hatinya? Untuk apa? Jika memilikinya hanya untuk sesaat. Sementara. Kemudian dia menghilang bak senja yang ditelan malam. Dia pergi dan tidak pernah lagi menyapa disetiap soremu.

Bukankah itu lebih menyakitkan? Itu juga menyisakan luka yang amat mendalam di hatimu, kan? Sudahlah. Berhenti mengharapkan balasan darinya. Cukup perjuangangkan saja dia dalam doamu. Setiap hari. Tanpa henti.

Sungguh, itu adalah cara mencintai paling ampuh. Juga cara merindukan yang paling terbaik. Mencintai dia dalam diam. Merindukan dia dalam doa. Biarlah Tuhan yang mengatur semuanya. Jika kamu benar-benar mencintainya, ikhlaskan dan doakanlah dia.

Sederhana, bukan? Ya, meskipun ada banyak rintangan untuk menjalani semuanya. Misalnya, ujian kesabaran yang harus kamu lewati untuk menjaga hatimu dari godaan laki-laki lain. Atau mungkin juga badai kehampaan yang siap menerpamu setiap saat. Tapi tak perlu khawatir, Tuhanmu akan mengokohkan tekadmu.

Dialah Tuhan Yang Maha membolak-balikan hati manusia. Jika hari ini seseorang yang kamu cintai tidak menggubris perasaanmu. Barangkali, nanti dia yang akan memiliki hatimu. Utuh. Selamanya. Dan tanpa jeda. 

Comments

  1. Yth. Ibu Holy, featuring nulis , kerja sama bareng tentang suatu yg berkaitan dgn karya tulis terdengar bagus kayak nya wkwk #iniserius wkwk
    Btw semua karya nya bagus dan makasih udah cantumin nama saya hehehe, dan tulisan terakhir itu da best sih , happy writing and keep ur spirit !

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sehari Seribu Sholawat

Sehari Seribu Sholawat Bismillaahir Rahmaanir Rahiim... Kamu tahu apa manfaat dari mengamalkan sholawat setiap hari? Jawabannya, manfaat sholawat banyak banget. Banget! Nggak kehitung, deh, seberapa banyak kemudahan yang bakalan kita dapat setelah mengamalkan sholawat. Cuma dengan sholawat, Insyaa Allah, kita bisa mendapatkan apa aja yang kita butuh. Percaya? Oke, nggak apa-apa kalau kamu nggak percaya. Tapi ini beneran! Aku nggak ngibul. Sumpah. Aku akan tulis tentang pengalamanku setelah mengamalkan seribu sholawat setiap hari sesuai dengan apa yang terjadi waktu itu, meskipun tidak terlalu detail, tapi itulah intinya. Aku tulis cerita ini, bukan maksud aku ingin dianggap sok suci, sok alim, atau pun riya karena ingin dipuji. Bukan, sama sekali bukan. Demi Allah, aku hanya ingin berbagi pengalaman yang sudah aku dan teman-temanku rasain selama di Lampung berkat ngamalin sehari seribu sholawat. Aku hanya ingin kamu yang membaca tul

Tak Semanis Nasib Anak Tetangga

Tak Semanis Nasib Anak Tetangga Source: Pinterest AKULAH Anindya, terlahir untuk diremeh-temehkan. Mungkin kau tak percaya atau bahkan tertawa kecil sambil berujar mana mungkin ada orang yang bernasib sedemikian buruk. Barangkali kau sudah mendengar cerita tentang diriku dari para petualang di penjuru negeri sehingga mendapat gambaran yang amat keliru tentangku. Aku lahir dengan nama kecil Anin. Bapak ku hanya seorang buruh pabrik biasa. Tak berdasi, apalagi punya banyak materi di sana-sini. Ibuku, Nunik, pun sama, sehari-hari kesibukannya hanya mengurusi dapur dan sumur. Namun, setelah menjelang Ma gh rib pekerjaannya bertambah satu:  mengajar anak-anak mengaji di surau dekat rumahku tinggal. Begitulah kiranya keadaanku. Aku bukan anak perempuan yang terlahir dari keluarga berada. Aku lahir di Magelang , tapi besar di Tangerang. Ibuku kelahiran Jawa, setelah ia memutuskan menikah dengan Bapak. Ibu langsung diboyong ke Tangerang untuk menetap di sana. Namun, sebulan

Nikmat Sholawat: Diutamakan Saat Kiamat

Tahun 2017 lalu, aku pernah mengulas sedikit pengalaman tentang mengamalkan shalawat bersama teman-temanku. Niat awal hanya ingin mengabadikan perjalanan yang sederhana dan penuh makna. Tetapi di luar dugaan alhamdulillah tulisanku diterima banyak orang, bahkan ada yang termotivasi   untuk ikut mengamalkan sehari seribu shalawat. Selain yang pernah kutuliskan sebelumnya, sebetulnya sampai sekarang pun banyak keajaiban-keajaiban kecil yang aku dapat berkat fadhilah mengamalkan shalawat. Misalnya sebulan yang lalu aku sempat mengalami kesulitan perekonomian. Uang tabungan sudah defisit untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga. Apalagi ketika musim nikahan di sana-sini, bayar arisan yang selalu nombokin, ongkos magang yang over budgeting , itu cukup membikin kepalaku mumet tak keruan. Ditambah uang saku yang diberikan ibu tidak seberapa dan kadang masing kurang. Sedihnya aku sampai harus jual kedua cincinku supaya bisa bayar arisan setiap minggunya. Samp